Senin, 07 November 2016

PENENTUAN KADAR AIR MINYAK DENGAN METODE PEMANASAN
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
KIMIA HASIL PERTANIAN










Disusun Oleh :
ARI BETRANDU
15/17419/THP-STPK-B




SARJANA TEKNOLOGI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DAN TURUNANNYA
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
               Dalam acara ini bahwa prinsip yang dipakai bahwa kadar minyak atau lemak dapat dilakukan dengan menggunakan soxhlet apparatus. Cara ini dapat digunakan untuk ekstraksi minyak dari suatu bahan yng mengandung minyak. Sedangkan untuk menentukan air dalam minyak dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti Hot Plate, Oven Terbuka dan Oven Hampa Udara.
               Dalam acara praktikum kali ini bahwa metode yang digunakan dengan oven terbuka (air oven method). Cara ini digunakan untuk Lemak dan Hewani, tetapi tidak dapat digunakan untuk minyak yang mengering (drying oil)  atau setengah mengering (semi drying oil). Cara ini diulang sampai kehilangan bobot selama pemanasan tidak lebih dari 0,05%(Murdijati, 1988).
               Untuk menentukan kadar air dan bahan lain yang menguap yang terdapat dalam minyak dan lemak dapat menggunakan cara hot plate. Cara tersebut dapat digunakan untuk semua jenis  minyak dan lemak, termasuk emulsi seperti mentefa dan margarine, serta minyak kelapa dengan kadar asam lemak bebas yang tinggi. Jika bahan masih basah maka selain memperlambat proses ekstraksi, air dapat turun kedalam labu suling (labu lemak) sehingga akan mempersulit penentuan berat tetap dari labu suling (Ketaren, 1986).
B.     Tujuan Praktikum
Mengetahui kadar air pada minyak dengan metode pemanasan
C.    Manfaat Praktikum
Dapat mengetahui kadar air pada minyak dengan metode pemanasan.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.           CPO
Crude  Palm  Oil  (CPO)  adalah  minyak  yang  berasal  dari  daging  buah  sawit  yang telah  melewati  tahap  perebusan  di  sterilizing  station  dan  dilanjutkan  dengan pengepresan di pressing station. Dalam daging buah sawit terdapat 43%  crude palm oil yang tersusun atas berbagai jenis asam lemak, yaitu asam palmitat (C16)  40%-46%, asam Oleat (C18-1) 39%-45%, asam linoleat (C18-2) 7%-11%, asam stearat (C18) 3,6%-4,7% dan  asam miristat  (C14)  1,1%-2,5%. Crude palm oil (CPO) mengandung asam lemak bebas  yang  relatif  tinggi  berkisar  3%-5%, sedangkan untuk  memproduksi  biodiesel  asam  lemak  bebas  harus  ≤  2%. Untuk itu, dalam penelitian ini dibutuhkan perlakuan untuk menurunkan kandungan asam lemak bebas sebelum crude palm oil  (CPO) digunakan sebagai bahan  baku biodiesel melalui  reaksi  esterifikasi.  Kadar  asam  lemak  bebas  dalam  crude  palm  oil  (CPO) dipengaruhi  oleh  tingkat  kematangan  (ripe)  dari  buah  kelapa  sawit. Semakin  lewat matang buah kelapa sawit yang digunakan sebagai bahan baku, semakin tinggi pula kadar asam lemak bebas. Kenaikan kadar ALB juga  turut  dipercepat  oleh  faktor panas, H2O, keasaman dan biokatalis (Citra, 2007).
Minyak kelapa sawit kasar yang dikenal dengan istilah CPO (Crude Palm Oil)adalah minyak yang diperoleh dari ekstraksi bagian mesokarp buah. Komponen penyusun minyak sawit terdiri dari campuran trigliserida dan komponen lainnya yang merupakan komponen minor. Trigliserida terdapat dalam jumlah yang besar sedangkan komponen minor terdapat dalam jumlah yang relatif kecil namun keduanya memegang peranan dalam menentukan kualitas minyak sawit. Standar mutu menetapkan bahwa standar mutu minyak kasar kelapa sawit seperti pada Tabel 1 berikut ini:



Tabel 1. Standar Mutu Minyak Kasar Kelapa Sawit
kriteria
Satuan
persyaratan
Warna
-
Jingga kemerahan
Kadar air dan kotoran
% fraksimassa
0,5 maks
Asam lemak bebas
% fraksimassa
0,5 maks
Bilangan yodium
G yodium/100 gr
50-55
Sumber : BSN 2006.
B.            Olein
Minyak goreng adalah lemak yang digunakan untuk medium penggoreng. Secara umum, di pasaran ditawarkan dua macam minyak goreng: minyak goreng nabati yang berasal dari tanaman dan hewani berasal dari hewan. Saat ini yang paling umum digunakan di Indonesia, adalah minyak yang berasal dari nabati (Harisk­­al, 2009).
Begitu banyak jenis minyak yang beredar di pasaran saat ini. Di antaranya minyak bermerek, minyak kelapa sawit, minyak curah dan lain lain.Dari segi kandungan, minyak curah kadar lemaknya lebih tinggi dan juga kandungan asam oleat dibanding minyak kemasan (Citra, 2007).
Mulai dari proses produksi, minyak goreng kemasan selalu melalui dua kali penyaringan, sedangkan minyak goreng curah hanya melalui proses penyaringan satu, atau hanya sampai pada tahap olein saja, sehingga masih mengandung minyak fraksi padat. Perbedaan proses ini pula yang kemudian menyebabkan warna minyak goreng kemasan lebih jernih dari minyak goreng curah. Adapun dari segi kandungannya, kadar lemak dan asam oleat pada minyak curah juga lebih tinggi dibanding minyak kemasan (Cemerlang, 2013).
Minyak goreng yang baik memiliki standar mutu yang telah ditentukan oleh SNI. Standar mutu minyak goreng, telah dirumuskan dan ditetapkan oleh  Badan Standarisasi Nasional (BSN). Standar mutu tersebut yaitu SNI 01-3741-2002, SNI ini merupakan revisi dari SNI 01-3741-1995, menetapkan bahwa standar mutu minyak goreng seperti pada Tabel 1 berikut ini:
Tabel 1. Standar Mutu Minyak Goreng Berdasarkan SNI




















BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.           Tempat & Waktu Praktikum
Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian, Institut Pertanian Stiper, Yogyakarta. Praktikum dilaksanakan pada hari Jumat, 21 Oktober 2016.
B.            Alat Dan Bahan
         Alat – alat yang digunakan dalam praktikum Eksikator, Botol timbang, Oven, Timbangan Analitik , sedangkan bahan yang digunakan yaitu  CPO dan olein
C.           Prosedur Praktikum
1.            Teoritis
     Diagram alir Mengambil masing-masing Menimbang dengan memakai timbangan analitik 2-5 gram. Mengeringkan kedalam oven dengan suhu 100 oC- 105oC. Menimbang setiap jam diselangi dengan pengeringan sampai mencapai berat tetap (konstan) setiap penimbangan terlebih dahulu didinginkan dalam eksikator. Menghitung kadar air.




2.         Skematis
Dikeringkan di dalam oven dengan suhu (1000C - 105oC).

Ditimbang dengan memakai timbangan analitis 2gram
Sampel CPO dan olein .







Ditimbang setiap jam diselingi dengan pengeringan sampai mencapai berat tetap (konstan) setiap penimbangan terlebih dahulu didinginkan dalam eksikator.
Dihitung kadar air.

 






             
Gambar 1. Diagram alir Penentuan Kadar Air pada Minyak dengan   Metode Pemanasan

                                                                                                                   






BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN  PEMBAHASAN
A.           Hasil Pengamatan
            Hasil pengamatan Penentuan Kadar Air pada Minyak dengan  Metode Pemanasan di sajikan pada tabel 1 di bawah ini;
Tabel 1. Hasil Penentuan Kadar Air pada Minyak dengan  Metode Pemanasan.
No.
Bahan
A
(gram)
B
(gram)
C
(gram)
1.
CPO I
10,4263
10,4258
10,4253
2.
CPO II
12,4512
12,4221
12,4032
3.
Olein I
10,1850
10,1741
10,1732
4.
Olein II
11,4105
12,2112
11,1131
Keterangan  : 
A = berat bahan + botol sebelum di keringkan
B = berat bahan + botol setelah di keringkan (pertama)
C = berat bahan + botol
Perhitungan :
Kadar air                       =   a – c  x 100%
                                a
1.        Kadar air CPO I     =   a – c  x 100%
                                a
                                 10,4263 – 10,4253  x 100%
                                      10,4263

                                      = 0,0095 %
2.        Kadar air CPO II    =   a – c  x 100%
                                a
                                 12,4512 – 12,4032  x 100%
                                      12,4512

                                      = 0,3855 %



3.        Kadar air olein I     =   a – c  x 100%
                                a
                                 10,1850 – 10,1732  x 100%
                                      10,1850

                                      = 0,1158  %
4.        Kadar air olein II   =   a – c  x 100%
                                a
                                =  11,4105 – 11,1131  x 100%
                                      11,4105

                                       = 0,2541 %
B.            Pembahasan
Praktikum kali ini membahas tentang penentuan kadar air minyak dengan metode pemanasan, adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui kadar air pada jenis minyak dengan metode pemanasan.
Pengukuran kadar air dalam suatu bahan sangat diperlukan dalam berbagai bidang. Salah satu bidang yang memerlukan pengukuran kadar air adalah bidang pertanian . Komoditi pertanian yang cukup penting untuk diketahui kadar airnya adalah hasil perkebunan yang berbasis industri, diman kadar air menjadi tolok ukur Dallam kualitas bahan hasil pertanian.
Mutu CPO atau minyak goreng baru atau Olein sangat dipengaruhi,  terutama ditentukan oleh kadar airnya, semakin tinggi kadar air minyak atau lemat, mutunya semakin jelek. Tingginya kadar air minyak atau lemak dapat berakibat berakibat kepada asam lemak bebas atau ALB yang dipengaruh oleh proses oksidasi dan hidrolisis ini juga berakibat pada tengik atau tidak minyak atau lemak. Maka kadar air sangat perlu dipertimabangkan dalam industri pengolahan tandan buah segar ( TBS) menjadi CPO (crude palm oil) sampai pada produk turunanya yaitu Olein.
Praktikum kali ini adalah untuk mengetahui kadar air dalam suatu bahan makanan CPO dan Olein. Metode yang digunakan adalah oven pengering. Pengeringan adalah suatu metode untuk mengeluarkan atau menghilangakan sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air tersebut dengan menggunakan energi panas. Biasanya kandungan air bahan tersebut dikurangi sampai suatu batas agar mikroba tidak dapat tumbuh lagi didalamnya. Dan setelah dilakukan penyimpanan dalam eksikator, eksikator sendiri berfungsi untuk menyerap uap air hasil pengeringan yang akan disserap oleh ssilica gel yang terdapat dalam eksikator tersebut.
Praktikum ini dilakukan pada pengukur kadar air yang terkandung dalm hasil perkebunan yaitu minyak sawit kasara CPO dan minyak sawit baru atau Olein diman dari kedua bahan ini diberikan perlakuan yang sama, dan kedua bahan juga dibagi menjadi dua yaitu CPO I dan CPO II, untuk Olein terbagi kedalam Olein I dan Olein II. Maka dari hasil pengamatan dan perhitungan dari masing bahan-bahan tersebut antara lain berat bahan ditambah dengan berat botol sebelum ditimbang untuk CPO I,CPO II,Olein I, Olein II berturut yaitu 10,42 gram; 12,45 gram ; 10,18 gram; 11,41 gram dan untuk berat bahan dan botol setelah setelah dikeringkan atau bahan tersebut di oven untuk waktu selama kurang lebih 1 jam, untuk bahan CPO I, CPO I, dan Olein I, Olein II maka hasil berturut- turut 10,42 gram; 12,42 gram; dan 10,17 gram; 12,21 gram, sementara berdasar analisis dari praktikum untuk kadar air yang terkandung dalam bahan CPO I,CPOII dan Olein I, Olein 2 berturut-turut 0,0095%; 0,3855% dan  0,1158%; 0,2541%
Sementara itu untuk kadar air sesungguh minyak sawit kasar atau CPO 86% dan untuk kadar air sesungguhnya untuk kadar air di Olein yaitu 85% perbedaan yang sangat signifikan anatara yang sesungguh dan hasil praktikum hal ini disebabkan oleh kurang bagusnya kualitas bahan yang dianalisi sehingga menyebabkan tingkat eror yang sangat tinggi.





BAB V
PENUTUP
A.           Kesimpulan
Setelah dilihat dari hasil pengamatan terlihat dari hasil pengamatan dan perhitungan dari masing bahan-bahan tersebut antara lain berat bahan ditambah dengan berat botol sebelum ditimbang untuk CPO I,CPO II,Olein I, Olein II berturut yaitu 10,42 gram; 12,45 gram ; 10,18 gram; 11,41 gram dan untuk berat bahan dan botol setelah setelah dikeringkan atau bahan tersebut di oven untuk waktu selama kurang lebih 1 jam, untuk bahan CPO I, CPO I, dan Olein I, Olein II maka hasil berturut- turut 10,42 gram; 12,42 gram; dan 10,17 gram; 12,21 gram, sementara berdasar analisis dari praktikum untuk kadar air yang terkandung dalam bahan CPO I,CPOII dan Olein I, Olein 2 berturut-turut 0,0095%; 0,3855% dan  0,1158%; 0,2541%
Sementara itu untuk kadar air sesungguh minyak sawit kasar atau CPO 86% dan untuk kadar air sesungguhnya untuk kadar air di Olein yaitu 85% perbedaan yang sangat signifikan anatara yang sesungguh dan hasil praktikum hal ini disebabkan oleh kurang bagusnya kualitas bahan yang dianalisi sehingga menyebabkan tingkat eror yang sangat tinggi.






DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2016.Petunjuk Praktikum Kimia Hasil Pertanian. Instiper.Yogyakarta.
Harjadi, 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar.PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Ketaren, 1986. Lemak Dan Minyak. Universitas indonesia.
                 Jakarta.
Murdijati, 1988. Teknologi Pengolahan Minyak. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar