PENGARUH SUHU TERHADAP MINYAK/LEMAK
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
KIMIA HASIL PERTANIAN

Disusun Oleh :
ARI BETRANDU
15/17419/THP-STPK-B
SARJANA TEKNOLOGI
PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DAN TURUNANNYA
JURUSAN
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS
TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Minyak merupakan salah
satu anggota dari lipid yaitu merupakan lipid netral. Minyak telah dipisahkan
dari jaringan asalanya mengandung sejumlah kecil komponen selain trigliserida
yaitu: lipid kompleks fosfolida dan lain-lain. Sterol yang berada dalam keadaan
bebas atau terikat dengan asam lemak, asam lemak bebas, lilin pigmen yang larut
dalam lemak dan hidrokarbon. Komponen tersebut mempengaruhi warna dan flovour
produk sebagai bagian dari sifat fiik minyak ( Anonim,2015).
Pengukuran titik cair minyak
adalah suatu cara lazim diigunakan dalam penentuan atau pengenalan
komponen-komponen oraganik yang murni, tidak mungkin diterapkan pada
minyakkarena minyak tidak mencair dengan rtepat pada suatu nilai temperature
tertentu. (Anonim, 2015).
Minyak pada umumnya mempunyais
ifat yang tidak larut dalam air dalam penangan dan pengolahan bahan pangan,
perhatian lebih banyak ditujukan pada suatu bagian dari lipida yaitu
trigiserida. Minyak berbeda dari lemak karena lemak merupakan bahan padat pada
suhu kamar, diantara disebabkan kandingan yang tinggi akan asam lemak jenuh
yang secara kimia tidak mengandung ikatan rangkap , sehingga mempunyai titik
cair yang lebih tinggi ( Anonim,2015).
- Tujuan Praktikum
1.
Mempelajari kenampakan beberapa jenis minyak/ lemak
dan pengaruh terhadapanya suhu dingin pada minyak/lemak.
- Manfaat Praktikum
1.
Mengetahui
dampak yang terjadi pada minyak/lemak ketika suhu
dingin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Crude Palm Oil (CPO)
CPO adalah minyak kelapa sawit
mentah yang berwarna kemerah-merahan yang diperoleh dari hasil ekstraksi atau
dari proses pengempaan daging buah kelapa sawit. CPO (Crude Palm Oil)
banyak diaplikasikan tidak hanya sebagai minyak goreng, tetapi juga bisa
sebagai sabun, margarine, shorterning, dan vegetable ghee serta
industri oleokimia, antara lain berupa fatty alcohol, fatty acids
dan gliserin. ( ketaren, 2009)
Crude Palm Oil (CPO)/Minyak Sawit
Kasar merupakan hasil olahan daging buah kelapa sawit melalui proses perebusan
Tandan Buah Segar (TBS), perontokan, dan pengepresan. CPO ini diperoleh dari
bagian mesokarp buah kelapa sawit yang telah mengalami beberapa proses, yaitu
sterilisasi, pengepresan, dan klarifikasi.
Minyak ini merupakan produk level pertama yang dapat memberikan nilai
tambah sekitar 30% dari nilai tandan buah segar. (Ketaren,2009).
CPO dapat digunakan sebagai bahan baku industri minyak goreng, industri sabun, dan industri margarin. Dilihat dari proporsinya, industri yang selama ini menyerap CPO paling besar adalah industri minyak goreng (79%), kemudian industri oleokimia (14%), industri sabun (4%), dan sisanya industri margarin (3%). Pemisahan CPO dan PKO dapat menghasilkan oleokimia dasar yang terdiri atas asam lemak dan gliserol. Secara keseluruhan proses produksi minyak sawit tersebut dapat menghasilkan 73% olein, 21% stearin, 5% Palm Fatty Acid Distillate (PFAD), dan 0.5% buangan.
CPO dapat digunakan sebagai bahan baku industri minyak goreng, industri sabun, dan industri margarin. Dilihat dari proporsinya, industri yang selama ini menyerap CPO paling besar adalah industri minyak goreng (79%), kemudian industri oleokimia (14%), industri sabun (4%), dan sisanya industri margarin (3%). Pemisahan CPO dan PKO dapat menghasilkan oleokimia dasar yang terdiri atas asam lemak dan gliserol. Secara keseluruhan proses produksi minyak sawit tersebut dapat menghasilkan 73% olein, 21% stearin, 5% Palm Fatty Acid Distillate (PFAD), dan 0.5% buangan.
B.
Minyak Goreng Kelapa
Sawit
Minyak
sawit terutama dikenal sebagai bahan mentah minyak dan lemak pangan yang
digunakan untuk menghasilkan minyak goreng, shortening, margarin, dan
minyak makan lainnya. Minyak sawit mengandung asam lemak jenuh dan asam lemak
tidak jenuh yang ikatan molekulnya mudah dipisahkan dengan alkali (Amang,
1996).
Menurut perkiraan, kurang lebih 90% dari produksi minyak sawit
dunia dipergunakan sebagai bahan pangan. Dibandingkan minyak nabati dan lemak
hewan yang lain, minyak kelapa sawit ternyata mempunyai kandungan kolestrol
yang rendah. Dengan melihat unsur-unsur yang terkandung dalam minyak sawit, tak
dapat disangkal bahwa minyak sawit merupakan salah satu bahan makanan yang
mengandung kalori cukup tinggi (Amang, 1996).
Minyak
goreng berfungsi sebagai penghantar panas, penambah rasa gurih, dan penambah
nilai kalori bahan pangan. Sifat minyak goreng dibagi menjadi sifat fisik dan
sifat kimia. (S.Ketaren, 2005),
Jumlah
asam lemak alami yang telah diketahui ada dua puluh jenis asam lemak yang
berbeda. Tidak ada satu pun minyak atau lemak tersusun atas satu jenis asam
lemak, selalu dalam bentuk campuran dari banyak asam lemak. Proporsi campuran
perbedaan asam-asam lemak tersebut menyebabkan lemak dapat berbentuk cair atau
padat, bersifat sehat atau membahayakan kesehatan, tahan simpan, atau mudah
tengik. (Amang,
1996).
Sebagian
besar lemak dalam makanan (termasuk minyak goreng) berbentuk trigliserida. Jika
terurai, trigliserida akan berubah menjadi satu molekul gliserol dan tiga
molekul asam lemak bebas. Semakin banyak trigliserida yang terurai semakin
banyak asam lemak bebas yang dihasilkan (Morton dan Varela, 1988),
Pada
proses oksidasi lebih lanjut, asam lemak bebas ini akan menyebabkan lemak atau
minyak menjadi bau tengik (Ketaren,1986).
C.
Minyak Kelapa
Minyak kelapa murni (Inggris: virgin coconut oil) adalah minyak kelapa yang dibuat dari bahan
baku kelapa
segar, diproses dengan pemanasan terkendali atau tanpa pemanasan sama sekali,
tanpa bahan
kimia dan RDB. Penyulingan minyak kelapa seperti di atas berakibat
kandungan senyawa-senyawa
esensial yang dibutuhkan tubuh tetap utuh. Minyak kelapa murni dengan kandungan
utama asam
laurat ini memiliki sifat antibiotik, anti bakteri dan jamur. Minyak kelapa murni, atau lebih dikenal dengan Virgin Coconut Oil
(VCO), adalah modifikasi proses pembuatan minyak kelapa sehingga dihasilkan
produk dengan kadar air dan kadar asam lemak bebas yang
rendah, berwarna bening, berbau harum, serta mempunyai daya simpan
Pembuatan minyak kelapa murni ini memiliki banyak keunggulan, yaitu:
Pembuatan minyak kelapa murni ini memiliki banyak keunggulan, yaitu:
- tidak membutuhkan biaya yang mahal, karena
bahan baku mudah didapat dengan harga yang murah
- pengolahan yang sederhana dan tidak terlalu
rumit, serta
- penggunaan energi yang minimal, karena tidak
menggunakan bahan bakar, sehingga
·
kandungan kimia dan nutrisinya tetap terjaga
terutama asam lemak dalam minyak.
Jika dibandingkan dengan minyak kelapa biasa, atau sering disebut dengan minyak goreng (minyak kelapa kopra), minyak kelapa murni mempunyai kualitas yang lebih baik. Minyak kelapa kopra akan berwarna kuning kecoklatan, berbau tidak harum, dan mudah tengik, sehingga daya simpannya tidak bertahan lama (kurang dari dua bulan). Dari segi ekonomi, minyak kelapa murni mempunyai harga jual yang lebih tinggi dibanding minyak kelapa kopra, sehingga studi pembuatan VCO perlu dikembangkan. Minyak kelapa memiliki banyak manfaat bagi manusia. Minyak kelapa biasa digunakan untuk berbagai bahan baku industri atau sebagai minyka goreng. Selain itu, minyak kelapa dapat dipakai untuk menjaga kesehatan dan menyembuhkan berbagai penyakit seperti diabetes, jantung, kolesterol, kangker, dan lain-lain. Hal ini salah satunya dikarenakan miyak kelapa memiliki kandungan asam laurat yang tinggi. (Suhadijono dan Syamsiah, 1988)
Jika dibandingkan dengan minyak kelapa biasa, atau sering disebut dengan minyak goreng (minyak kelapa kopra), minyak kelapa murni mempunyai kualitas yang lebih baik. Minyak kelapa kopra akan berwarna kuning kecoklatan, berbau tidak harum, dan mudah tengik, sehingga daya simpannya tidak bertahan lama (kurang dari dua bulan). Dari segi ekonomi, minyak kelapa murni mempunyai harga jual yang lebih tinggi dibanding minyak kelapa kopra, sehingga studi pembuatan VCO perlu dikembangkan. Minyak kelapa memiliki banyak manfaat bagi manusia. Minyak kelapa biasa digunakan untuk berbagai bahan baku industri atau sebagai minyka goreng. Selain itu, minyak kelapa dapat dipakai untuk menjaga kesehatan dan menyembuhkan berbagai penyakit seperti diabetes, jantung, kolesterol, kangker, dan lain-lain. Hal ini salah satunya dikarenakan miyak kelapa memiliki kandungan asam laurat yang tinggi. (Suhadijono dan Syamsiah, 1988)
D.
SUHU
Berdasarkan
strukturnya lemak mempunyai wujud cair dan padat. Wujud padat dan cairnya
lemak dipengaruhi oleh tingkat kejenuhan asam lemak yang terdapat di dalamnya.
Lemak yang kandungan asam lemaknya terutama asam lemak tidak jenuh akan
bersifat cair pada suhu kamar dan biasanya disebut sebagai minyak, sedangkan
yang kandungan asam lemaknya terutama asam lemak jenuh akan berbentuk
padat. Titik cair suatu lemak atau minyak dipengaruhi oleh sifat asam lemak
penyusunnya, diantaranya panjang rantai C, jumlah ikatan rangkap, dan
bentuk cis atau trans pada asam lemak tak jenuh. Semakin panjang rantai C-nya
maka titik cair semakin tinggi. Sebaliknya, semakin banyak ikatan rangkap, maka
titik cair semakin rendah. Hal ini disebabkan ikatan rangkap antar molekul asam
lemak tak jenuh tidak lurus sehingga kurang kuat ikatannya. Adapun bentuk
trans menyebabkan titik cair lebih tinggi daripada asam lemak dalam
bentuk cis (Rohman, 2007)
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
A. Tempat Dan Waktu
Praktikum
Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Teknologi Hasil
pertanian, Institut Pertanian STIPER Yogyakarta, Pada hari jumat, tanggal 07
Oktober 2016.
B.
Alat
dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum pengaruh suhu
terhadap minyak/lemak yaitu Gelas
beker 500 ml 1 buah, Gelas ukur 10 ml 1 buah, Tabung reaksi 3 buah, Thermometer
1 buah, Baskom 1 buah dan Kertas label secukupnya Sedangkan bahan yang
digunakan yaitu minyak sawit
kasar (CPO) 1 ml, minyak goreng
kelapa sawit baru 10 ml, minyak kelapa 1 ml, es batu secukupnya, air ledeng
secukupnya dan garam secukupnya.
C.
Cara Kerja
1.
Prosedur
Teoritis
Menyiapkan setiap jenis minyak atau lemak dan
masukkan 10 ml kedalam tabung reaksi yang bersih kemudian masukan tabung tabung
tersebut kedalam gelas beker yang telah berisi air dingin dan amati adanya
perubahan kenampakan warna dan kejernihanya serta adanya perubahan cair menjadi
padat. Dan terangkan factor factor penyebab perubahan tersebut.
2.
Prosedur
Skematis
Sampel CPO, minyak goreng baru, minyak kelapa
|
||||
![]() |
||||
![]() |
Gambar 1. Diagram alir pengaruh suhu terhadap minyak/lemak
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
Hasil
praktikum pengaruh suhu terhadap minyak/lemak disajikan pada tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1. Pengaruh suhu terhadap minyak/lemak
|
|
Warna
|
|
Suhu
|
|
NO
|
Bahan
|
Awal
|
Akhir
|
Awal
|
Akhir
|
1
|
CPO
|
Orange
|
Orange pekat
|
30 0C
|
10 0C
|
2
|
Minyak goreng kelapa sawit
|
Kuning bening
|
Kuning muda keruh
|
300C
|
9 0C
|
3
|
Minyak kelapa
|
Putih bening
|
Putih susu
|
30 0C
|
11 0C
|
- Pembahasan
Praktikum
kali ini membahas tentang pengaruh suhu terhadap minyak maupun lemak. Bahan yang digunakan praktikan antara lain
ialah minyak sawit kasar (CPO), minyak goreng kelapa sawit, minyak kelapa,
garam dan es batu. Pada mulanya masing-masing minyak dimasukkan 10 ml kedalam
tabung reaksi. Selanjutnya tabung-tabung tersebut dimasukkan ke gelas beker 500
ml yang berisi air dingin (kurang lebih 100 C). Dan kemudian gelas
beker dimasukkan kedalam wadah/baskom yang sudah berisi es batu dan ditaburi
garam.
Kegiatan
selanjutnya yaitu, selang beberapa waktu, pada suhu tertentu masing-masing sample
mengalami perubahan. Pada minyak
sawit kasar (CPO) perubahan terjadi pada suhu 10 0C dari warna orange menjadi orange pekat. Pada minyak goreng
kelapa sawit perubahan terjadi pada suhu 9
0C dari warna kuning bening menjadi kuning muda keruh. Sedangkan pada
minyak kelapa perubahan terjadi dari warna putih
bening menjadi putih susu
saat suhu menunjukkan 11
0C.
Titik beku dari ketiga macam minyak dan lemak ini beragam
dikarenakan oleh berat jenis serta asam lemak penyusun dari struktur minyak
atau lemak tersebut. Dimana dari hasil pengamatan diketahui minyak sawit kasar
atau CPO lebih tinggi titik bekunya disbanding dengan kedua minyak lainnya
yaitu minyak goreng sawit dan minyak kelapa ( virgin coconut oil ) .
Penyebab dari titik beku CPO tinggi selain dari bentuknya
yang kental juga dari asam lemak yang menyusunya, titik beku yang sesungguhnya
untuk crude palm oil( CPO ) adalah 240C. Titik beku sesungguhnya
minyak goreng sawit RBDO 6,50C - 8,50C, untuk titik beku virgin coconut oil( VCO ) 20 0C. adapun
titik beku yang diperoleh dalam praktikum untuk titik beku pada pratikum untuk
CPO,minyak kelapa sawit, minyak kelapa berturut 10 0C, 9 0C, 11 0C.
Perbedaan antara titik beku sesungguh dengan hasil
praktikum ini dikarena, oleh praktikan kurang memperhatikan dan kurang
memadainya alat-alat laboratorium yang menunjang praktikum itu. Kesalahan
praktikan memperhatikan suhu serta tidak mempertimbangkan suhu ruangan juga
menjadi salah satu faktor yang menyebabkan adanya perbedaaan yang signifikan
antara hasil yang sesungguhnya dan hasil yang dikerjakan oleh para praktikan
dalam praktikum pengaruh suhu terhadap minyak dan lemak.
Perlu diketahui juga dimana dari ketiga bahan tersebut
berat jenis atau massa jenisnya beragam, yang mengakibatkan pada minyak dan
lemak yang diletakan pada tabung reaksi tidak rata. Perbedaan dari massa jenis
atau berat jenis ini hanya dlihat secara visual, karena tidak dilakukan
penimbanagan atau perhitungan secara kuantittatif.
Suhu juga berpengaruh terhadap kualitas minyak dan lemak,
karena ssuhu dapat memicu meningkatnya asam lemak bebas, hal ini dikarena
adanya reaksi hidrolisis, tapi ini berlaku pada ssuhu rendah atau lembah, lemak
atau atau minyak mempunyai higroskopis atau dapat menyerap air dilikungannya,
dengan syarat kadar air atau RH dilingkungan minyak atau lemak cukup tinggi.
BAB V
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari
praktikum yang dilakukan, praktikan dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut
:
Adapun
yang dapat disimpulkan dari praktikum pengaruuh suhu terhadap minyak/lemak
antara lain:
1.
Suhu
merupakan salah satu faktor menyebabkan kerusakan minyak dan lemak.
2.
Minyak dan lemak adalah salah satu kelompok yang
termasuk pada golongan lipid , yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi
larut dalam pelarut organik non-polar
3.
Titik beku dari ketiga
macam minyak dan lemak ini beragam dikarenakana oleh berat jenis serta asam
lemak penyusun dari struktur minyak atau lemak tersebut.
4.
Titik
beku yang sesungguhnya untuk crude palm
oil( CPO ) adalah 24oC. Titik beku sesungguhnya minyak goreng
sawit RBDO 6,5oC- 8,5oC, untuk titik beku virgin coconut oil( VCO ) 20oC.
5.
Titik
beku pada pratikum untuk CPO,minyak kelapa sawit, minyak kelapa berturut 10oC,9oC,11oC.
B.
SARAN
Alat
praktikum lebih baik dilengkapi lagi sehingga dalam pelaksanaan praktikum tidak
ada hal yang berkekurangan dan hasil dari penelitian sesuai dengan teori yang
ada.
DAFTAR
PUSTAKA
Amang, dkk, 1996. Ekonomi
Minyak Goreng di Indonesia BAB I. IPB Press. Bandung.
Deman, M John. 1997. Kimia
Makanan. Bandung : ITB
Ketaren, S. 1986. Pengantar
teknologi minyak dan lemak pangan. Universitas Indonesia. Jakarta.
Morton
dan Verela. 1982. Encyclopedia of Chemical Technology, vol 8-9 third edition,
John Wiley and Sons, New York.
Naibaho,P.1998. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit.Medan:Pusat
Penelitian Kelapa Sawit
Winarno, F, G, 2004.Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
Suhadijono dan Syamsiah, 1988. Pengolahan
produksi kelapa. Jakarta. Gramedia
Pustaka
Klo boleh tahu,,
BalasHapusKetika cpo membeku,dan agar mencair kira" pada suhu berapa